Awal Berdirinya SD Insan Mandiri
SD Insan Mandiri didirikan bermula dari keinginan beberapa orang tua murid yang telah menyekolahkan putera-puterinnya di TKK Swastiastu (sekarang bernama TKK Bintang Kejora). Mereka telah merasakan pendidikan yang diterima oleh putera-puterinya dengan perubahan sikap yang baik, memperoleh pembiasaan-pembiasaan yang baik, serta terlatih kedisiplinannya sejak usia dini.Para orang tua berharap putera-puterinya mendapatkan pendidikan di Yayasan ini tidak terputus sampai di TK saja, melainkan terus berlanjut ke Sekolah Dasar bahkan jika dimungkinkan sampai ke jenjang Perguruan Tinggi.
Atas dorongan itulah beberapa orang tua menyampaikan harapannya kepada Kepala Sekolah TKK Swastiastu yang saat itu dijabat oleh Ibu Coleta Ratnawati.Ibu Coleta Ratnawati menaggapi harapan orang tua murid, dan meneruskannya kepada pihak Yayasan Swastiastu Pusat Denpasar.
Yayasan menyambut baik aspirasi dari orang tua tersebut, dan sebagai tindak lanjut Yayasan mengajukan Proposal Permohonan Pendirian SD di Kabupaten Karangasem kepada Bupati Karangasem, Dinas Pendidikan, Camat dan Kelurahan padatanggal 25 November 1996.
Dari beberapa instansi tersebut di atas, hanya Dinas Pendidikan Kabupaten Karangasem yang memberi Surat balasan/jawaban yang isinya mendukung berdirinya SD Swastiastu.
Berbekal surat dukungan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Karangasem (saat itu dijabat oleh Bapak Pasek) tersebut, Yayasan Swastiastu memberanikan diri untuk menerima siswa baru Tahun Ajaran 1997/1998 sambil tetap berupaya mengurus ijin operasional.
Pada tanggal 1 Juli 1997, SD Swastiastu mulai menerima siswa baru sejumlah 19 anak. Dalam memulai kegiatan pembelajaran didatangkan seorang guru bernana Bapak Antonius Eko Budiyanto sebagai guru kelas I, dan Ibu Ketut Sarini sebagai guru bidang studi Agama Hindu dan Bahasa Bali. Kegiatan belajar dilaksanakan dengan meminjam ruang kelas TKK Swastiastu.
Pengajuan permohonan ijin operasional terus dilaksanakan, walaupun menghadapi banyak tantangan dan hambatan.
Ibu Coleta Ratnawati mencurahkan segala perhatian, pikiran, waktu, tenaga berupaya pengadakan pendekatan dan terobosan-terobosan untuk memperoleh ijin operasional demi mewujudkan pelaksanaan pendidikan yang legal, aman dan nyaman.
Gedung SD Swastiastu pun akhirnya berdiri dan diberkati pada tanggal 6 Agustus 1998 oleh Rm. Christian Grison,MEP, dengan harapan siapapun yang berkarya dan para siswa yang menuntut ilmu di tempat ini, senantiasa mendapatkan berkat dan kekuatan dari Tuhan yang mahabaik.
Gedung SD Swastiastu terdiri dari 6 ruang kelas dan dilengkapi ruang-ruang lain yang diperlukan, dengan demikian dimungkinkan dapat menerima siswa lebih banyak, dan para siswa dapat mengikuti pendidikan di tempat yang layak dan memenuhi syarat.
Pada tahun ajaran 1998/1999 menerima 25 siswa, tahun ajaran 1999/2000 menerima 35 anak dan tahun 2000/2001 memperoleh 18 siswa.
SD Swastiastu Memasuki Masa Sulit
Tiga kali berturut-turut Yayasan mendapatkan teguran dari Bapak Bupati Karangasem saat itu, agar Yayasan mengambil langkah mengembalikan para siswa kepada orang tua untuk dapat meneruskan pendidikannya pada SD lain yang dituju.
Teguran I tertanggal 18 April 2001, Teguran II, tertanggal 30 Mei 2001, dan Teguran III tertanggal 19 Juli 2001.
Isi Teguran III: apabila sampai tanggal 31 Juli 2001 Yayasan belum mengambil langkah-langkah nyata sesuai dengan teguran I dan II, maka Pemerintah Daerah akan mengambil tindakan tegas sesuai dengan hukum yang berlaku.
Membaca isi teguran III ini memang banyak orang merasa tercengang dan cemas mengkhawatirkan kelangsungan hidup SD Swastiastu, terlebih para orang tua yang putera-puterinya berada di sekolah ini.
Dengan teguran-teguran itu, Yayasan berupaya memberikan penjelasan-penjelasan secara tertulis dan secara langsung bahwa pelaksanaan Pendidikan di SD Swastiastu mengacu pada UU Sistem Pendidikan Nasional, menggunakan Kurikulum Nasional dan Visi - Misinya jelas yaitu ikut berjuang mencerdaskan anak bangsa lewat pendidikan, khususnya di Kabupaten Karangasem.
Bahkan Wakil dari Forum Orang Tua murid saat itu, mengajukan surat mohon doa restu kepada Ibu Megawati Sukarno Putri ketua PDI Perjuangan, surat ditandatangani oleh Wakil Forum Orang Tua Murid Bpk. DRS I WAYAN SANGGA dan Penasehat Hukum Bpk. I WAYAN BAGIARTA, SH, MH.
Walaupun mengalami banyak hambatan, rintangan dan jatuh bangun dalam perjuangan, Yayasan, pihak sekolah beserta para orang tua bergandeng tangan tak gentar menghadapi semua hambatan dan rintangan tersebut untuk memperjuangkan kelangsungan hidup sekolah ini dan masa depan pendidikan putera-puterinya.
Dalam perjalanan juga mengalami perubahan nama pada tahun ajaran 2000/2001 dari SD Swastiastu menjadi SD Bintang Kejora, mulai tahun 2001 sampai sekarang SD ini bernama SD Insan Mandiri.
Hambatan, rintangan serta jatuh bangun, telah mewarnai seluruh perjalanan dan perjuangan SD Insan Mandiri, namun semuanya tak menyurutkan semangat Kepala Sekolah, para guru dan karyawan waktu itu, sehingga SD Insan Mandiri tetap hidup dan berkembang, tahun ajaran 2002/2003 pertama kalinya menamatkan siswa sejumlah 5 anak. Perjalanan angkatan pertama ini memang penuh gejolak, sehingga dari 19 anak, tinggal 5 anak yang bisa ditamatkan.
Tentu kita pantas memberikan penghargaan yang tinggi, berbangga dan berterima kasih kepada orang tua yang tetap setia mempercayakan pendidikan putera-puterinya kepada SD Insan Mandiri.
SD Insan Mandiri pada Babak Baru
Berkat kebaikan dan kesetiaan Tuhan yang mahabaik, serta kegigihan para pionir, SD Insan Mandiri pada tanggal 28 April 2008, mendapatkan Ijin Operasional oleh Bapak Bupati I Wayan Geredeg, SH (beliau pernah ikut berjuang pada masa-masa sulit yang tersebut di atas).
Dengan diterimanya ijin operasional sekolah, maka keberadaan SD Insan Mandiri sudah diakui oleh pemerintah Karangasem, boleh menyelenggarakan ujian sendiri, karena selama ini pelaksanaan ujian siswa kelas VI bergabung dengan SD St. Yosef 2 Denpasar.
Kami bersyukur bahwa dengan ijin operasional sekolah, kami merasa aman dan nyaman dalam melaksanakan pelayanan pendidikan di SD Insan Mandiri.
Keberadaan sekolah ini semakin diperhitungkan dan dipercaya oleh pemerintah, dinas pendidikan dan masyarakat luas. Hal ini dapat kita lihat dari tampilnya putera-puteri SD Insan Mandiri dalam kegiatan-kegiatan perlombaan dan kompetisi dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi bahkan menembus sampai tingkat Internasional. Pada tahun 2009 mengikuti IMSO (International Mathematic and Science Olympiad) bidang Sains yang diwakili oleh Putera Dewa Haryono, tahun 2010 mengikuti IMSO bidang Matematika diwakili Michael Prasetio. Masih banyak prestasi yang diperoleh oleh putra-putri SD Insan Mandiri baik di bidang akademik maupun non akademik.
SD Insan Mandiri juga semakin dikenal dan dipercaya oleh masyarakat, ini dapat kita lihat dari dua tahun terakhir ini pendaftar masuk di kelas I tidak dapat tertampung lagi, memang banyak orang tua yang kecewa, tetapi tidak mungkin menerima semua anak karena terbatasnya tempat.
Tahun 2018 ini SD Insan Mandiri telah memasuki usia 21 tahun, bila dilihat dari usia kronologis manusia, saat ini SD Insan Mandiri telah memasuki usia dewasa namun masih harus banyak belajar dan berjuang untuk masa depan yang lebih kuat dan tangguh.
Oleh karena itu kami insan pendidik di SD Insan Mandiri mengandalkan kekuatan dari Allah yang mahasetia, terus bertekad bersatu hati berjuang untuk melayani putera-puteri yang dipercayakan di sekolah ini, menjadi insan-insan yang beerkualitas, cerdas secara menyeluruh , berkarakter dan mandiri sesuai dengan visi dan misi SD Insan Mandiri Amlapura.